about me I

Jumat, 18 November 2011

Menjual Mimpi


Kita mengenal Asosiasi Penjual Langsung Indonesia (APLI), namun kita tidak pernah mendengar Asosiasi Perusahaan Multi Level Marketing Indonesia. Direct Selling mungkin terlihat serupa dengan Multi Level Marketing ( MLM ), namun direct selling jelas tidak sama dengan Multi Level Marketing (MLM).

Saat bertemu dengan member MLM abal – abal, coba tanya : apa yang mereka jual (Sell) ? Kebanyakan dari mereka ternyata tidak menjual produk apapun kecuali menjual mimpi, harapan. Produknya mungkin ada, tapi kebanyakan produk itu hanya kamuflase.

Kebanyakan produk itu tidak bisa dijual tanpa bicara mimpi. Kebanyakan orang tak akan membeli produk itu jika tidak didahului cerita tentang “d r e a m” … (Coba tutup mata anda … bayangkan … dengan bisnis ini …suatu saat …anda bisa punya uang …. dan waktu luang ! :-0 )

Karena sebagian besar produk – produk yang dipasarkan dengan sistem multi level marketing ( MLM ) tidak mudah untuk dijual secara langsung (Direct ), maka para top leader membuat “Support System” . Dibuatlah berbagai jurus : Jurus mengundang …jurus membuat janji pertemuan … teknik menebar contact tape …cara demo produk … teknik menyusun dream book … …. Alih – alih menjual produk secara langsung, sekian banyak member perusahaan Multi Level Marketing (MLM) malah dibuat sibuk dengan wara – wiri mengundang orang ke sana ke mari, berulang – ulang “mengejar” prospek agar mau menghadiri pertemuan, sibuk mencari nomor telpon teman baru untuk dihubungi …

“Hallo … selamat siang Bapak / Ibu … nama saya anu .. saya mendapat nomor bapak/ibu dari teman saya yang bernama anu …saya kebetulan sedang mengembangkan ‘bisnis luar biasa’ yang saya yakin sangat cocok untuk bapak / ibu …. Dalam 7 hari ke depan kira – kira kapan bapak / ibu punya waktu barang 30 menit saja untuk bertemu ?” … Begitu kira – kira ‘jurus’ menelepon yang diajarkan oleh para top leader mereka. Seringkali yang mereka tawarkan adalah “Sebuah bisnis bagus”, “Peluang usaha spektakuler”, “Usaha luar biasa” … jarang dari mereka yang benar – benar berusaha menjual produk real secara langsung (Direct Selling).

Berbeda dengan para penjual asongan yang biasa jualan di gerbong – gorbong kereta kelas ekonomi. Jelas , langsung menjual produk ! : “Rokok Pak …Rokok …”, “Lontong …gorengan…lontooooong “, “Tahu..tahu…tahu sumedang panas ..tahuuu”, “Kopi susunya kopiii … ayo daripada ngantuk kopi susunya kopiiii …”. Jelas pedagang asongan itu langsung berbicara produk. Menjual secara langsung ke konsumen. Saya tidak pernah mendengar ada tukang rokok asongan yang menawarkan dagangannya dengan berkata : “Bapak – bapak ingin cepat kaya ? Ingin memiliki kebebasan waktu dan kebebasan financial ? Ingin kapal pesiar ? Ingin jalan – jalan ke luar negeri ? Ayoooo…. Beli rokok saya… ayooo ….” (  )

Jadi … yang disebut direct selling itu yang mana ? Tukang tahu yang mengambi tahu langsung dari pabrik dan menjualnya secara langsung kepada penumpang yang sedang kelaparan di gerbong kereta kelas ekonomi, atau tukang jualan mimpi yang selalu berbicara rumah dan mobil mewah agar orang mau membeli shampoo ajaip dengan harga selangit dimana atas penjualan itu si pembeli tidak hanya membayar produk namun juga membayar biaya bonus untuk sekian banyak member yang terdiri dari sekian banyak level ?”

Terlepas apakah sebuah perusahaan menggunakan sistem Single Level Marketing maupun Multi Level Marketing (MLM), Saya sepakat, perusahaan – perusahaan yang tergabung dalam Indonesia Direct Selling Association (Asosiasi Penjual Langsung Indonesia) adalah perusahaan - perusahaan yang legal. Namun kenyataan di lapangan, kita bisa melihat dengan mata telanjang sekian banyak perusahaan – perusahaan itu membiarkan bahkan memberi dukungan kepada para top leader mereka untuk jualan mimpi. Bukan jualan produk.

Semoga Tulisan ini bermanfaat dan menjadi amal sholeh.
putudjajadiwangsa@gmail.com