about me I

Jumat, 16 Oktober 2009

QUITTERS CAN WIN !


LOSER ! ("Pecundang" !) adalah sebuah kata yang rada - rada kurang enak untuk
didengar. Apalagi jika kata itu ditujukan pada kita. Waduh, efek dari satu kata itu
bisa bikin wajah agak merah, telinga sedikit panas dan hati jadi rada-rada kurang tentrem ... :-(
Citra seorang pecundang ( loser ) adalah seseorang yang kalah melulu, gagal melulu. Ngerjain ini salah, ngerjain itu salah, pokoke ngerjain ini-itu hasilnya gagal maning ...Gagal maning.. Kalau usaha atawa jualan, rugi lage ...Rugi lage ... :-(

Tidak ada orang yang mau disebut sebagai seorang pecundang, orang gagal.Oleh karena itu sekian banyak orang berjuang 'jumpalitan' dengan berbagai cara dan upaya "Pokoke nddak boleh ada siapapun yang ngomong kalau saya adalah pecundang ! Pokoke saya harus terus berjuang sampai 'tetes darah penghabisan' ! Pokoke harus menang! Harus 'sukses' ! Harus jadi orang kaya raya !"

Citra, imej, tampaknya makin laku sebagai komoditi. Pantes ajah banyak perguruan tinggi abal - abal yang 'sukses' jualan gelar, pantes ajah orang - orang antri menemui paranormal ...pantes ajah banyak mobil bagus berseliweran di jalan meskipun mobil itu mobil hasil kerja yang nddak bener .. hasil tipu-tipu ... hasil rayu-rayu ... hasil mencuri ... hasil korupsi. ...Pantes ajah sekian banyak leader MLM abal-abal banyak gaya, berpenampilan serba necis, suka banget ngibul yang tinggi-tinggi, so "iye" ngajak ketemuan di lobby hotel bintang 5 padahal cuma minum air putih doang ... :-(

***

"Winners never quit and quitters never win"
ini ucapan pelatih sepakbola Amerika Serikat terkenal, Vince Lombardi. Disaat perang dunia II, Perdana Menteri Inggris Sir Winston Churchill juga menyerukan : "Never !, never !, never quit !"

Namun, ketika ucapan itu keluar dari mulut leader MLM abal-abal ... masalahnya jadi RUNYAM. Sering kita mendengar para leader (yang doyang pamer Mobil mewah dan ajrut-ajrutan di atas panggung itu ;-) ) berkata dengan suara lantang : "Tidak penting berapa kali anda jatuh !, yang penting berapa kali anda bangkit kembali setelah jatuh !" ( Seruan ini biasanya kemudian disambut dengan gemuruh tepuk - tangan dan teriakan "luaarrr biasaaa !" dari sekian banyak pengikutnya )

Leader itu ( Leader yang doyan pamer komisi ama pamer photo waktu jalan-jalan ke luar negeri itu ... :-( ) suka juga "berteriak" seperti ini : " Jangan takut jatuh ! Kalau anda jatuh, bangun lagi ! Jatuh lagi ? Bangun lagi ! Bangun lagi ! Bangun lagiiii ! Action ! Action ! jangan diam ! Jangan menyeraaaah ! (Dan kembali seruan ini disambut dengan tepukan riuh rendah dari sekian ribu hadirin yang kemudian - kembali - para hadirin itu berteriak dengan penuh semangat "Rrrruaarrrr biasaaa !!!! )

Medio tahun 1999 saya adalah salah seorang hadirin yang hadir di pertemuan seperti itu (ikut tereak -tereak juga dunk ;-) ). Sedemikian tersentuhnya saya saat itu sehingga untuk pertama kalinya saya putuskan untuk bergabung ber MLM ria setelah selama 6 tahun sebelumnya saya membenci bisnis MLM., Setelah seminar itu saya kemudian "berubah" menjadi "Banteng Ngamuk" tak gentar untuk menghadapi berbagai hambatan dan kesuliatan ...sekejap pun saya tidak mau menyerah ! tak sudi jadi orang PECUNDANG ! Selama 10 tahun saya mengejar mimpi ... ber MLM ria TANPA MELAKUKAN ANALISIS. Pokoknya Maju terus ! Pokoknya jangan banyak mikir ! Pokoknya Semangat ! Pokoknya kejar prospek sampai dapat ! Ditolak satu kali ? Kejar lagi ! Di tolak lagi ? Kejar lagi ! Kejar lagi ! Kejar lagiiiii ! (Wajar kalau kemudian banyak sahabat jaga jarak, banyak temen menjauh ... keluarga terlantar ...pekerjaan konvensional berantakan ..dan hidup jadi nddak karuan ... :,-) )

***

"Semua orang bisa sukses. Orang gagal adalah orang yang berhenti terlalu dini ..." Hhh ... betapa BERBAHAYANYA kepercayaan ini .... :-(

sebaiknya sebuah pernyataan selalu dihubungkan dengan konteks. Dalam konteks Sepakbola, dalam konteks perang dunia ke II, pernyataan "Winners never quit and quitters never win" jelas sangat kontekstual ... akan tetapi ketika pernyataan itu akan diaplikasikan dalam dunia MLM (Multi Level Marketing) mestinya pernyataannya berbunyi " "QUITERS CAN WIN ! if they know the right reasons, the right way, and the right time to QUIT !"

Tadi malam, saya berkomunikasi dengan sahabat baru yang baru saja memutuskan untuk QUIT dari perusahaan MLM yang selama ini digelutinya. ALASANnya bukan karena "beliau" malas ... bukan karena beliau ingin "yang lebih gampang", bukan karena selama ini beliau tidak bekerja keras ...bukan karena kehilangan motivasi untuk meraih kehidupan yang lebih baik ...bukan karena tidak tahan dengan sekian banyak penderitaan ... bukan karena kapok karena sekian banyak penolakan .... TAPI ...SETELAH BELIAU ANALISA selama sekian lama, maka ia menyimpulkan bahwa beliau tidak mendapat VALUE yang SEBANDING dengan segala upaya yang telah dikerjakannya."VALUE" ini tentu saja bukan cuma masalah materi ... tapi lebih penting dari itu adalah masalah "ketenangan" dan "Kebahagiaan". "Saya capek ... saya ingin kembali pada keluarga saya yang selama ini terbengkalai karena saya terlalu sibuk dengan kegiatan MLM yang saya ikuti sebelumnya ..." Demikian "Beliau "curhat" kepada saya.

Seorang pasangan suami istri yang bekerja di sebuah perusahaan terkemuka dengan gaji yang cukup besar memutuskan QUIT dan bekerja di rumah saja. "Kami merasa lebih tenang dan lebih bahagia karena kini kami bisa hidup wajar, bisa berkumpul bersama keluarga dan sekarang kami bebas melakukan apapun yang ingin kami lakukan. Kini kami bisa bebas berekspresi" Demikian pasangan suami istri itu bercerita pada saya ...

Masih di malam kemarin ... sahabat baru saya yang ada di Sumatera Utara bercerita kepada saya : "Saya sering bengong di lampu merah saat naik kendaraan. Saya selalu bertanya dalam hati : "Apa sih sebenarnya yang saya cari ? Ngapain sih saya jumpalitan bekerja wara-wiri kesana kemari ngejar-ngejar orang agar mau gabung MLM ? Untuk apa saya cerita kepada sekian banyak orang tentang sekian banyak mimpi dan harapan yang -bahkan- belum bisa saya realisasikan untuk diri saya sendiri dan tidak tahu kapan hal itu akan terwujud ? Untuk apa ? Untuk siapa ? Hasilnya mana ? Hasilnya apa ?".

Saya jadi ingat perkataan Senior manager saya di tahun 1999 yang berkata kepada saya : "Tak sedikit orang menapaki tangga "kesuksesan" setapak demi setapak ... namun ketika sampai di puncak, ia baru sadar bahwa ia meletakkan anak tangga di dinding yang salah ...."

NILAI HIDUP ADALAH KOMPAS. Ngapain pergi kesana kemari kalau kita tidak tahu sebenarnya kita mau kemana ? Ngapain membawa bola keliling lapangan sampai nafas "ngos-ngosan" jika tidak tahu ke mana bola harus disarangkan ? Meskipun kita punya duit dan bisa memberhentikan sebuah taksi kemudian duduk di kursi belakang yang empuk tetap saja kita harus MENJAWAB ketika sang sopir bertanya "Maaf bapak/ibu ...mau ke mana ?" kita tentu saja tidak bisa menjawab pada sopir taksi itu dengan jawaban "Terserah elo' ! " ... nanti mobilnya cuma muter-muter nddak karuan ... argonya mahal ...tapi nddak sampai ke mana-mana ...

Impian adalah peta kehidupan. Nilai hidup adalah apa yang kita yakini. Dengan nilai hidup yang kita miliki,maka mudah-mudahan impian apapun yang kita inginkan tidak akan melenceng dari tujuan hidup kita.

Sahabat baru saya tadi malam telah mengikuti suara hatinya, untuk QUIT dari MLM yang selama ini ia geluti, dengan alasan yang telah ia analisis, dengan tujuan baru yang telah ia susun, dengan "timing" yang telah ia tentukan.

THE REAL WINNER seringkali adalah orang yang punya NYALI untuk QUIT di saat yang tepat, dengan alasan yang tepat untuk memulai pekerjaan baru yang tepat.

Seorang sahabat saya di Ternate bercerita tentang temannya yang sudah 5 tahun ber-MLM-ria di sebuah MLM tapi "ngotot" tetap "berjuang" meskipun setelah 5 tahun ber - MLM - ria ia tetap saja jadi tukang ojek. Teman sahabat saya berkata : "Never...never...never QUIT !" Lha ... udah jelas - jelas 5 tahun bukan waktu yang sebentar ...udah jelas-jelas 5 tahun masih tetap "tidak berubah" ... ngapain jadi "winner" diantara komunitas para "loser" ?

Jadi ...

Siapa bilang QUITTER NEVER Win ?
dalam ber-MLM-ria, ...

"QUITERS CAN WIN ! if they know the right reasons, the right way, and the right time to QUIT !"

Semoga bermanfaat.

Putu Djajadiwangsa.

Blog Master : http://www.likalikumlm.blogspot.com
putudjajadiwangsa@gmail.com E-mail
+62 817 42 1691 SMS

Rabu, 14 Oktober 2009

Blue - Z3 - 2.0

Mengantar dan menjemput anak istri ke sekolah adalah aktifitas rutin yang saya lakukan dengan penuh sukacita setiap hari dari Senin sampai Jumat (Saptu ama Minggu libur seh ... :) ). Dalam minggu ini beberapa kali kami berpapasan dengan mobil biru ini. Pagi ini kami benar - benar bersamaan sampai ke sekolah ! Cuma jarak kurang dari 50 Centimeter ! ;-)

Rupanya temen sekolah anak saya diantar kakeknya yang baru datang dari Jakarta. Sang Kakek berpenampilan sangat sederhana, ramah, anggun, dan dengan tatapan mata bahagia serta hiasan senyum yang selalu menghiasi wajahnya Ia mengantar cucu tercinta pergi menuntut ilmu dengan menunggangi BM - Blue Z3 2.0 ... aduh ... kita-kita yang melihat "moment" itu kayaknya Adem ... ikut seneng .... ikut bangga ... :-). Saya mengangguk, tersenyum ketika sang Kakek itu tersenyum sambil mengangkat tangan ke arah kami, pamit...

Kalau melihat mobil bagus kayak gini saya jadi inget temen-temen praktisi MLM yang demikian tergila - gila (beberapa diantaranya malah jadi bener-bener gila :-( )untuk memiliki mobil ini. Saya malah pernah denger langsung seorang praktisi MLM dengan "bangga" berkata : "Bapak "anu" mobilnya BMW ! Kemarin waktu seminar mobilnya gue pegang !" ( Hhm ... :-( ) saya juga sering melihat para leader MLM abal-abal yang jingkrak-jingkrak nddak karuan di samping mobil kayak gini kayak orang lagi tripping.Kayak orang lagi dugem. (Ajrut-ajrutan kayak kuda lumping !)

Meskipun saya bukan orang kaya raya ... nddak punya mobil sebagus itu ... tapi saya ikut seneng ikut bangga. Di sekolah, Kalau para Orang tua murid lagi ngumpul ... "Bapak Gubernur" akan dateng sebagai ayah ... yang punya Pikiran Rakyat akan datang sebagai kakek ... yang punya Shaffira akan datang sebagai nenek ...yang punya kubah Mas akan datang sebagai "umi" ...yang para pengusaha,karyawan akan datang benar - benar sebagai orang tua murid ...dengan berbagai "tunggangan" yang beragam ...Avanza ... Xenia ...Livina...Alphard...Mercy ...Honda ..Harley Davidson ...Mio ..Vario ...bahkan Bek'Ju (Bebek Tujuh Pulu !) ... semua nampak akur di lapangan parkir .. sama akurnya dengan para orang tua yang - bercengkrama - di halaman sekolah entah itu karena ada acara Parenting ...Bazzar ... atau acara silaturahmi tahunan seperti yang akan diadakan malam ini di sekolah ...

Yang membuat saya bangga menyekolahkan anak saya di sini bukan karena ini "sekolah mahal dan bagus", tapi - diantaranya - saya sebagai orang tua memiliki akses langsung kepada para orang tua lain yang mayoritas datang dari kalangan "mapan" ...dan mayoritas para "orang kaya" ini (Saya bukan orang kaya raya lho ya ...) adalah para orang tua yang sederhana .. sangat sopan dalam bertutur kata dan rendah hati ...sangat KONTRAS dengan komunitas para distributor MLM abal-abal yang kebanyakan Miskin dan Sombong. ( Udah tahu makan di warteg ... yang dibicarain Mobil mewah melulu ... rumah mewah melulu ...."marketing plan ajaip !" ..bla..bla..bla... Capek deh .. :-( )

Bukan hal yang aneh ketika kami bertemu ibu "anu", seorang pengusaha "kakap"yang datang ke sekolah pakai pakaian seadanya ... nddak ada "tanda-tanda orang kaya" ... bukan hal yang aneh kalau saya sering ketemu pak "anu" yang hobby pakai sandal ...celana Jeans... pakai kaos yang udah sobek ...jarang bicara ..murah senyum ...tapi pulang naek Harley Davidson ... ;-) Pengalaman nyata saya mengatakan sangat amat banyak orang yang kaya rasa namun tetap bersahaja .. sederhana ... nddak suka banyak bicara tentang Materi ... secara pribadi mereka lebih tertarik berbicara tentang Kesehatan dan upaya agar tetap bugar ...secara umum mereka lebih seneng berbicara tentang anak-anak ... Rencana pendidikan anak ... Perkembangan pendidikan anak ... Lingkungan yang baik dan kondusif untuk anak ...liburan yang baik dan mendidik buat anak ...

Saya bangga anak saya sekolah di sana.Sebagai orang tua kami "bersumpah" untuk memberikan yang terbaik untuk anak-anak kami ...

Beberapa sahabat berkata : "Ngapain memaksakan diri menyekolahkan anak mahal-mahal ke sekolah itu ? Ngapain bayar biaya sekolah SD yang jauh lebih mahal tinimbang biaya kuliah ?"

Ini Jawaban saya pada saat itu : " Memberi pendidikan dan lingkungan terbaik adalah impian saya dan ini TIDAK BOLEH SEKEDAR MIMPI tapi harus jadi NYATA... masalah rezeki InsyaAllah akan ada ketika saatnya tiba (Buktinya anak paling besar sekarang sudah kelas 4 ;-) )... sekolah itu ada di pinggir kota ...banyak pohon rindang udaranya masih segar, lingkungannya bersih dan rapih ... punya 2 lapangan yang sangat luas sehingga anak-anak bisa lari - lari sepuasnya ....punya play ground dimana anak-anak bisa main pasir ...main rumah pohon... monkey bar ...trampolin ...dan berbagai sarana yang merangsang syaraf motorik ... komputernya banyak ... satu kelas cuma 25 orang "dikawal" oleh 5 guru ...ada saatnya anak-anak duduk lesehan di kelas ... belajar seperti di rumah ...dimana kedekatan emosional mereka dengan "sang guru" sangat dekat ... dimana guru bukan hanya "mencekoki" kurikulum diknas ... tapi bisa menjadi teman dan sahabat, menjadi tempat "Curhat" anak-anak kita ...mereka dibiasakan berdialog .. berargumen ...berdiskusi..anak-anak diberi ruang untuk dapat berekpresi.

Saya percaya ...masa depan anak-anak kita sangat ditentukan - diantaranya - dengan siapa mereka bergaul ... dengan siapa mereka berteman ...

Kami bukan orang kaya raya yang bisa mengantar anak tercinta dengan Blue - Z3 - 2.0. (Lagian itu mobil cuma cukup buat 2 orang ... Padahal kami ber 4 ;-) ) Kami bukan orang tua yang "mapan" seperti mereka ... ... kami bukan pengusaha "kakap" .. kami bukan anak konglomerat ... tapi kami adalah distributor salah satu perusahaan MLM terkemuka di dunia...sebuah Company yang tidak hanya memberi kami sekian banyak harapan untuk bisa hidup mapan dan sejahtera seperti para orang tua teman sekolah anak-anak kami, akan tetapi Company ini telah menumbuhkan kepercayaan diri pada kami bahwa kami LAYAK untuk mendapat kehidupan yang lebih baik, lebih sehat dan lebih sejahtera ... bukan hanya untuk kami ... namun untuk anak cucu kami yang kami cintai ...

Saya dan Istri suka berpesan pada anak kami yang duduk di kelas 4 dan di kelas 1 SD ... "Teteh ..Adek ... Bunda dan Ayah belum bisa mengajak kalian jalan-jalan ke luar negeri seperti temen - temen kalian ...Ayah dan Bunda belum bisa mengantar kalian dengan VW New Beetle ...tapi ... Ayah dan Bunda BERJANJI : saat Teteh dan Adek SMA atau Kuliah ... kita akan pindah dan menetap di Singapura ... Ayah dan Bunda Berjanji Nak ....."

Untuk Klareza Putri Djajadiwangsa ...
Untuk Tamada Putra Djajadiwangsa ...
Semoga menjadi anak yang Sholeh dan cerdas ....
Semoga menjadi anak yang bermanfaat bagi orang lain ...
Semoga menjadi Perhiasan Terindah yang kami miliki di dunia ini ...
Selamat belajar nak ... Ayah dan Bunda selalu mendoakan kalian ...

Semoga bermanfaat.

Putu Djajadiwangsa.
Blog Master : http://www.likalikumlm.blogspot.com
putudjajadiwangsa@gmail.com E-mail
+62 817 42 1691 SMS

Kamis, 08 Oktober 2009

Mengajak Tanpa Mengajak


Semua orang tentu saja memiliki kebebasan untuk mengutarakan dan mengekspresikan hasil pemikirannya. Pemikiran seseorang dengan manusia lainnya bisa saja sama, mungkin juga berbeda. Beragam.

Sekian banyak praktisi  dalam dunia MLM (Multi Level Marketing) memiliki sekian banyak ragam pemikiran. Keberagaman pemikiran itu yang kemudian teraktualisasi pada beragam MLM yang akhirnya dipilih dan ditetapkan oleh sebagian  orang untuk ditekuni  dengan sekian banyak asa.

Apapun MLM yang akhirnya dipilih untuk ditekuni (atau bahkan untuk ditinggalkan) tentu saja adalah hasil dari proses berpikir, hasil dari memilih dan memilah, hasil dari sekian banyak pengalaman nyata atau paling tidak pengetahuan yang dimiliki pada saat itu. Dalam konteks ini MLM yang dipilih oleh seseorang mencerminkan 'siapa' orang itu. "Kita adalah apa yang kita pikirkan. MLM yang dipilih merupakan representasi dari pemikiran yang dimiliki oleh seseorang".

Mengutarakan pemikiran dan meng-ekspresikan pemikiran dalam konteks ber MLM ria harus disertai dengan kesediaan untuk menerima segala akibat dan harus disertai pula dengan kemampuan untuk mengatasi segala akibat yang ditimbulkannya.

Mengajak adalah aktifitas utama dalam ber MLM ria. Mengajak adalah aktifitas berbagi pemikiran dengan orang lain, mengajak adalah mengutarakan pemikiran yang kita miliki kepada orang lain yang - tentu saja - juga memiliki pemikiran dan tentu saja orang lain pun bisa berpikir untuk memikirkan segala pemikiran yang kita sampaikan yang dikemas dalam bentuk ajakan.

Seorang praktisi MLM tidak mungkin mengajak orang lain dengan cara diam. Menulis dan berbicara adalah sarana dasar dalam mengutarakan pemikiran. Menulis dan berbicara adalah keterampilan berbahasa yang harus selalu diasah bersamaan dengan keterampilan membaca dan menyimak.

Mengajak orang lain - tentu saja - mendatangkan konsekuensi nyata. Konsekuensi yang paling ditakuti oleh seorang (pemula) praktisi MLM adalah ketakutan akan sebuah penolakan. Tidak semua orang memiliki kesiapan mental untuk menerima sebuah penolakan, itu sebabnya banyak member MLM yang memilih diam. Pasif. Itu sebabnya sekian banyak praktisi MLM akhirnya berhenti total setelah "dihantam" oleh sekian banyak penolakan.

Satu-satunya cara yang paling aman agar tidak ditolak adalah dengan cara tidak mengajak. Salah satu cara mengajak yang paling aman dari resiko penolakan adalah dengan cara tidak mengajak.

Bagaimana bisa kita mengajak orang lain kalau kita tidak mengajak ? Tentu saja bisa. Salah satu cara yang paling sederhana adalah dengan menjadikan diri kita sendiri sebagai bukti nyata dari kehebatan suatu produk yang kita konsumsi/gunakan, sebagai bukti nyata dari kehebatan suatu sistem MLM yang kita ikuti.

Mengajak tanpa mengajak adalah upaya kita untuk membuat orang lain berpikir kemudian bertanya atas keinginan mereka sendiri - bukan - atas inisiatif dari kita.

Bertanya adalah manifestasi nyata dari aktifitas berpikir. Bertanya adalah bentuk nyata dalam mengutarakan pikiran. Sebagai orang yang terjun dalam dunia  MLM tentu saja kita akan sangat senang ketika mendapat sebuah pertanyaan dari orang lain - karena - dengan demikian kita memiliki kesempatan untuk mengajak dengan cara menjawab. Memiliki kesempatan untuk "Mengajak tanpa mengajak". Memiliki kesempatan untuk bertukar pikiran dengan cara tanya jawab.

Dunia MLM bukan dunia bisnis biasa, bukan sekedar mendistribusikan suatu produk. MLM adalah bisnis distribusi intelektual, mendistribusikan "isi otak" dengan cara bertukar pikiran, berdialog, berdiskusi melakukan tanya jawab atas dasar kesetaraan. Bukan dengan cara "cuci otak" lewat sekian acara "Sucess Seminar" dimana leader-leader dipuji dan dipuji seperti dewa, dimana leader-leader jingkrak-jingkrak nddak karuan di atas panggung diiringi musik yang hingar bingar sambil pamer cek, mobil dan rumah mewah dimana sekian ribu member hanya bertindak sebagai penonton yang sibuk tepuk tangan, bersorak sorai dan sekali - kali berteriak "Rrrrruuuuaaarrrrr biaaasaaa.... !". Aktifitas seperti ini jelas bukan kegiatan bertukar pikiran, tapi kegiatan meng-hipnotis- manusia dengan cara massal yang menciptakan sekian banyak member MLM yang bekerja tanpa berpikir. Percis seperti robot. Nddak beda dengan Zombi. :-(

Seseorang hadir ke seminar "Gituan" karena diundang, diajak. Mengajak orang lain memiliki konsekuensi - apalagi - mengajak orang lain untuk mengikuti seminar yang kagak jelas seperti itu. Konsekuensinya sangat logis dan sangat jelas, ketika orang yang kita ajak tidak mendapat apa yang ia inginkan (Rumah, mobil, duit) ... maka dengan mudah mereka akan mengatakan bahwa si pengajak adalah seorang penipu, tukang bo'ong, tukang ngibul.

Mengajak tanpa mengajak adalah salah satu cara ber MLM ria yang relatif aman. Menjadikan diri kita sebagai bukti nyata dari kehebatan suatu produk dan sebagai bukti nyata dari keunggulan suatu sistem.

Use It !
Share It !
Talk It !

Semoga bermanfaat.

Putu  Djajadiwangsa.
Founder  : www.likalikumlm.blogspot.com
putudjajadiwangsa@gmail.com E-mail
SMS : 0817  42  1691