about me I

Sabtu, 31 Desember 2011

Benarkah Jika Sukses Di Bisnis MLM kita Bisa Pensiun Muda ?

Mumpung baru beberapa menit menapaki tahun 2012, tidak ada salahnya jika kita kembali bertanya : Benarkah jika kita sukses dalam ber MLM ria maka kita bisa pensiun muda ? Pensiun dalam arti sebenarnya lho, bukan pensiun bohong-bohongan. Pensiun seperti para mantan pegawai negeri yang duduk saja di rumah, tidak usah kerja lagi, tapi tetap dapat income setiap bulan ! ...
robert angkasa r

Mari Kita Ber MLM ria di Tahun 2012 Dengan Niat Untuk Memberi Manfaat

Tahun 1999. Saya ingat betul, masih terbayang jelas dalam ingatan, seorang top leader  MLM (Multi Level Marketing) didampingi oleh istrinya,  berdiri di atas panggung dan berkata : " Tutup mata anda ... pikirkan 10 masalah yang sedang anda hadapi saat ini ... kemudian bayangkan anda mendapat uang yang banyak .... coba lihat lagi ! Dari 10 masalah yang anda hadapi saat ini, ada berapa banyak yang bisa hilang seketika ketika anda memiliki banyak uang !"  <<< Member MLM yang berjumlah ribuan kemudian serentak berteriak : "Rruaaarrr Biasaaaa !" ....>>>  dan ruangan yang sangat besar itu kemudian riuh rendah oleh gemuruh sorak sorai dan tepuk tangan dari ribuan orang peserta seminar yang ada saat itu.

Jumat, 30 Desember 2011

Tidak Ada Rahasia Di Dunia MLM




TIDAK ADA Rahasia Tersembunyi Tentang Metode Mencari Uang di dunia MLM...

Meskipun anda sudah menjadi member MLM, di sebuah perusahaan MLM yang besar, yang memiliki produk yang bagus, support system yang solid, marketing plan yang canggih, namun anda belum tentu bisa menghasilkan uang melimpah dari dunia MLM... meskipun up-line anda setiap hari Memberitahu anda bagaimana caranya!

Selasa, 27 Desember 2011

Mereka Tertawa Saat Saya Memutuskan Untuk Duduk Di Depan Komputer, Namun Mereka Diam Saat Saya Mulai Memainkannya.



"Jika Anda Bisa Mengetik dan Mengakses Internet, Anda Sudah Memiliki Syarat yang Cukup Untuk Menghasilkan Uang Melimpah dari Internet... Hanya Jika Anda Tahu Caranya!"


Saya bisa mengetik, saya memiliki akses internet, artinya ... saya sudah memiliki "Syarat" itu dunk ;-) Bagaimana dengan anda ? Aha ! Saya yakin ... sangat yakin ... Anda tentu saja bisa mengetik dan sudah terbiasa ber internet ria. Artinya .. saya dan anda sama - sama memenuhi syarat untuk bisa menghasilkan uang melimpah dari internet. Betul ? 

Masalahnya sekarang adalah : BAGAIMANA CARA MENGHASILKAN UANG dari internet  ?

Senin, 26 Desember 2011

MLM dan Budaya Paternalistik

Masyarakat Indonesia yang kita cinta adalah masyarakat paternalistik. Itulah yang membuat perang Pangeran Diponegoro selesai tahun 1830, kenapa? Alasannya hanya satu : Karena Pangeran Diponegoro tertangkap. Masyarakat Indonesia yang kita cinta adalah masyarakat paternalistik. Itulah yang membuat perusahaan - perusahaan MLM ( Multi Level Marketing ) yang menggantungkan diri pada nama besar seorang publik figur harus ikut meredup seiring memudarnya pamor sang publik figur.

Kamis, 22 Desember 2011

MLM adalah Salah Satu sarana Untuk Mewujudkan Impian

Multi Level Marketing [MLM] adalah salah satu  sarana bagi  orang-orang yang memiliki impian untuk mewujudkan impiannya. Bisnis ini jelas legal. memiliki asosiasi yang bernama APLI dan dilindungi keberadaannya secara hukum.


Sebagaimana dalam dunia bisnis lainnya, dunia MLM adalah dunia spekulasi. Sistem sebaik apun tidak lebih dari upaya manusia untuk mencapai upaya optimal dalam mewujudkan keinginannya. Masalah hasil, tentu hanya Tuhanlah yang menentukan. Tidak ada seorang manusiapun yang bisa menjamin bahwa usaha yang dilakukan 100% pasti berhasil.


Tidak semua member MLM akan meraih apa yang diimpikannya. Tidak semua karyawan di perusahaan manapun bisa mendapat apa yang diimpikannya.  Tidak semua siswa yang daftar UMPTN bisa masuk ke perguruan tinggi yang diharapkannya. Tidak semua pegawai honorer akhirnya diangkat jadi pegawai negeri. Jawabannya pasti tergantung kepada banyak hal : kerja keras, mental yang tangguh dan pantang menyerah, terus belajar, faktor keberuntungan dan tetap saja ujung-ujungnya adalah kehendak Tuhan. Manusia hanya berusaha, Tuhanlah yang menentukan.

Untuk Apa ber MLM Kalau Tujuannya Bukan Kaya Raya ?

Dalam tulisan - tulisan sebelumnya saya sering menyatakan bahwa untuk bisa kaya raya dari dunia  MLM peluangnya tidak lebih bagus dari main poker di Las Vegas. Peluangnya kecil. Sangat kecil sekali. Jauh dibawah angka 1%.


Namun ...


Anggaplah definisi "kaya raya" itu adalah punya mobil seharga 500 Juta dan rumah seharga 500 juta, tabungan 500 juta dan penghasilan konstant 50 juta per bulan ....


Pertanyaannya adalah : 


Berapa banyak peluang yang dimiliki oleh orang yang berkeinginan untuk bisa "kaya raya" seperti itu, dengan upaya membeli gerobak sate dan jualan sate keliling  ? 1% ? 


Berapa lama seorang tukang sate keliling akhirnya mampu membeli rumah, mobil, tabungan dan berpenghasilan 50 juta per bulan ? 1 Tahun ? 5 tahun ? 10 tahun ?


HANYA TUHAN YANG TAHU ...


Usaha dalam bidang apapun selalu harus dimulai dari NOL. Usaha apapun butuh keberanian untuk menanamkan modal tanpa tahu akan bangkrut atau untung. Usaha apapun, jelas butuh keyakinan untuk bisa sukses. Konyol kalau kita memulai sebuah usaha atau menjalankan usaha apapun dengan keyakinan penuh bahwa kita akan gagal dan tak akan pernah berhasil !

Urusan "ngajak mengajak" bukan hanya ada di dunia MLM. Tukang sate keliling mengajak orang-orang yang ditemuinya untuk membeli sate (Baca : Menawarkan). Sopir angkot dan kondektur mengajak calon penumpangnya untuk naik ke mobil angkutan. Para calon Bupati, Gubernur, bahkan Presiden mengajak simpatisannya untuk mencoblos nomor sekian.


Tidak ada satupun usaha di dunia ini yang tidak melibatkan orang lain, baik langsung maupun tidak langsung. Ketika seseorang MENGAJAK teman atau sahabat untuk melakukan usaha bersama dalam bidang apapun, dan MEMOTIVASI mereka untuk tekun dan bekerja keras dalam menjalankan usaha tersebut, maka semenjak awal semua pihak semestinya menyadari bahwa selain peluang untung, usaha itu pasti juga memiliki resiko rugi. Dan ketika resiko kerugian itu datang, tentu saja tidak perlu menyalahkan siapapun. Itu adalah resiko yang harus ditanggung sendiri. Tak perlu nguber orang lain untuk meminta ganti rugi. 


Ketika saya menawarkan sebuah bisnis dengan modal tertentu dan menyatakan bahwa saya tidak bisa memberikan jaminan keberhasilan karena 


gagal dan sukses sepenuhnya adalah keputusan Tuhan,  apakah saya 


termasuk seorang figur yang harus dijauhi ?


Sampai hari ini saya masih menggeluti bisnis MLM secara online. Sampai sejauh ini saya belum merasa rugi. Karena saya membuat sistem kerja yang sederhana : Cukup online 1 - 2 jam sehari. memang saya keluar uang sekitar 200 ribu sebulan untuk bayar koneksi internet, tapi sampai hari ini apa yang saya dapat jauh lebih besar dari apa yang saya keluarkan. Dalam periode tertentu saya pernah berhasil mencetak omzet di atas Rp. 100 Juta. Memang bonus yang saya dapat tidak besar, namun seringkali dalam satu bulan bisa lebih besar dari penghasilan saudara saya yang keliling jualan sate semalaman, karena tidak dipotong biaya tukang urut dan biaya untuk membeli alas kaki yang seringkali jebol karena kebanyakan jalan .


Setidaknya saya telah dan sedang belajar memasarkan barang dan jasa secara online (ini era tablet PC neh ;-) ) 


Robert T. Kyosaki dalam salah satu bukunya juga membahas bahwa salah satu keuntungan ber MLM ria adalah bertambahnya jejaring sosial. Banyak orang-orang kaya yang membagikan ilmu mereka dalam hal mengumpulkan kekayaan dengan sukarela, padahal di luar sana, orang- orang yang mengaku "motivator" jumpalitan ngundang orang buat ikut seminar mereka yang harga tiketnya kadang bikin kening kita berkerut :-)


 Selama saya ber MLM ria, saya banyak bertemu dengan orang - orang pinter dan super kaya. Banyak diantara mereka yang memang sudah kaya raya dari "sono" nya (bukan dari ber MLM ria). Saya pikir nddak ada salahnya kita banyak bergaul dengan orang - orang yang jauh lebih pinter dan jauh lebih kaya dari kita dalam bingkai ber MLM ria. Meskipun tidak ada jaminan untuk bisa kaya raya seperti mereka, paling tidak saya


berpeluang besar untuk ketularan pinter seperti mereka ... ;-)

Semoga Bermanfaat.

Silahkan hubungi saya untuk berbagi cerita seputar lika-liku MLM.
Silahkan hubungi saya jika anda berminat untuk menerbitkan tulisan - tulisan saya menjadi sebuah buku :-)

putudjajadiwangsa@gmail.com
www.likalikumlm.blogspot.com

Jika Anda Ingin Kaya, Jangan Ikut MLM !

Jika anda ingin kaya, jangan ikut MLM.

Para leader MLM yang sudah "kaya raya" sering sekali menyebut nama Robert T. Kyosaki sebagai rujukan, seolah-olah MLM (Multi Level Marketing) adalah sebuah usaha yang ajaib yang bisa membuat siapapun kaya raya dalam tempo seketika. Padahal, Robert T. Kyosaki  sendiri jelas - jelas menyatakan bahwa manfaat ber MLM ria itu memang banyak, KECUALI uang. Dan mohon dicatat, Robert T. Kyosaki sendiri bukanlah orang yang terjun dan kaya raya dari ber MLM ria. Sama seperti beberapa penulis buku - buka MLM lokal yang tidak mendapat uang dari ber MLM ria, melainkan mendapat uang dari hasil jualan buku tentang MLM :-)

Jika anda ingin kaya, jangan ikut MLM.

Tidak sedikit leader MLM yang pernah kaya raya dari ber MLM ria, kemudian mundur dari duania MLM atau berpindah ke perusahaan MLM yang baru :-) Kalau yang sudah jeas - jelas pernah mencicipi jadi orang kaya dari bisnis MLM saja kemudian hengkang, apalagi kita yang baru mau menginjakkan kaki dalam belantara MLM ?

Jika anda ingin kaya, jangan ikut MLM.

Tidak sedikit perusahaan - perusahaan yang berbasis multi level, yang pernah menghasilkan beberapa orang kaya, yang saat ini telah gulung tikar. Tutup. Atau berganti nama dengan nama perusahaan MLM yang baru.

Jika anda ingin kaya, jangan ikut MLM.

Jumlah orang yang kaya di perusahaan MLM manapun, jumlahnya tidak akan pernah lebih dari 1% saja.

Jika anda ingin kaya, jangan ikut MLM.

Silahkan cari 5 perusahaan MLM yang telah beroperasi lebih dari 5 tahun, dan perhatikan ... "Top Leader" nya biasanya itu - itu juga. (Baca : yang kaya raya orangnya  itu - itu juga ) ,  meskipun bertambah, paling hanya beberapa orang saja. Sangat tidak sebanding dengan penambahan member baru yang nasibnya tetap tak berubah dan hanya pintar berteriak-teriak dan berjoget - joget serta bertepuk tangan dengan 'antusias' di setiap seminar kolosal yang berisi acara pamer-pamer harta.  ;-)

Jika anda ingin kaya, jangan ikut MLM.


Semoga Bermanfaat.

Silahkan hubungi saya untuk berbagi cerita seputar lika-liku MLM.
Silahkan hubungi saya jika anda berminat untuk menerbitkan tulisan - tulisan saya menjadi sebuah buku :-)

putudjajadiwangsa@gmail.com
www.likalikumlm.blogspot.com






Jumat, 16 Desember 2011

Benarkah MLM Bisa Membuat Anda Kaya Raya ?

Benarkah Multi Level Marketing (MLM) bisa membuat orang menjadi  kaya raya ?

Jawabnya adalah : mungkin.

Artinya ...

Mungkin MLM bisa membuat seseorang menjadi kaya raya ... sekaligus ...mungkin juga MLM bisa membuat seseorang menjadi kehilangan sebagian besar kekayaannya.

Jadi ...

Meninggalkan Zona Nyaman Demi MLM ?

Sekitar Medio tahun 1999, Up line saya, dalam sebuak seminar Multi Level Marketing (MLM) bercerita tentang kisah Iskandar Zulkarnaen dan pasukannya yang membakar seluruh kapal yang mereka miliki tepat sesaat setelah mendarat. Tujuan sang panglima perang sangat jelas : Menang dalam pertempuran .. atau .. mati ! Tak ada jalan keluar. Tak bisa kembali ke laut karena seluruh kapal telah terbakar menjadi arang.


Sedemikian berpengaruhnya cerita itu, sampai - sampai di kemudian hari beberapa teman saya banyak yang keluar kerja hanya untuk fokus ber MLM ria. Termasuk saya. Desember 1999  saya "Membakar" perahu saya. Saya meninggalkan Zona nyaman saya sebagai karyawan level menengah di sebuah perusahaan multinasional untuk terjun ke dunia wirausaha, dunia MLM.


*** 


Sekian banyak buku motivasi, sekian banyak motivator, selalu merekomendasikan untuk keluar dari zona nyaman. Meninggalkan zona nyaman.


Kalau saya pikir - pikir, pada saat saya bekerja di perusahaan dengan status karyawan pada saat itu, saya kurang apa sih ? Gaji cukup. Sampingan punya. Tidur di hotel tiap saat bisa. Makan di mana saja mampu. Pergi ke luar negeri sering. Mobil punya. Rumah ada. Itulah Zona nyaman yang saya tinggalkan saat itu untuk terjun ke dunia MLM.


Setelah hampir 1 tahun ber MLM ria, apa yang saya dapat ? Benar ! Saya meninggalkan zona nyaman saya. Saya kemudian berada di zona yang sangat tidak nyaman. Sangat tidak nyaman.


Bonus dari MLM nddak nyampe 10% dari gaji saya saat saya jadi karywan. Usaha sampingan hilang karena nddak punya 'jabatan', boro-boro tidur di hotel setiap saat, paling ke hotel seminggu sekali untuk seminar, itupun cuma dapet kopi doang. Makan di mana saja ? Ho..ho.ho .... mau makan kepiting saus tiram sama istri seminggu sekali saja mikirnya beribu - ribu kali.  :-) Saya berhasil KEHILANGAN kenyamanan yang selama ini saya punya.


*** 


Para leader MLM suka sekali ngompor - ngomporin membernya untuk meninggalkan pekerjaan mereka sebagai karyawan  : "Ngapain pergi pagi pulang petang tapi penghasilan pas - pasan ?  Ngapain punya banyak uang tapi nddak punya waktu luang ? Go Freedom ! Tinggalkan zona nyaman anda !"


So ....


Baju karyawan sudah ditanggalkan. Gaji tiap bulan sudah hilang. Bonus dari ber MLM ria tak kunjung datang. Tiap minggu mosti ikut seminar, mosti telpon sana - sini, mosti beli 'tool kit', mosti beli buku ini dan buku itu, mosti ketemu orang di cafe, mosti home sharing di rumah si anu, semua butuh biaya. Butuh duit ! Bener-bener bukan kehidupan yang nyaman.


Salah satu yang diharapkan dalam hidup ini adalah hidup yang nyaman. jadi, jika kenyamanan yang kita harapkan, mengapa harus ditinggalkan ? 


Meninggalkan zona nyaman demi MLM ?


Bukankah MLM bisa dikerjakan oleh siapa saja dan di mana saja ? Bisa dikerjakan oleh karyawan tanpa meninggalkan pekerjaan pokoknya sebagai karyawan ? Jika bisa dikerjakan tanpa meninggalkan pekerjaan pokok sebagai karyawan, kenapa harus meninggalkan pekerjaan yang sudah jelas untuk meraih sesuatu yang belum jelas ?


Seorang leader MLM yang sudah kaya raya bisa saja berkata : "Jangan mau jadi karyawan ! Janggan mau jadi orang gajian ! Ngapain pergi pagi pulang petang dan kehilangan banyak waktu luang dan terkurung di ruang beton selama lebih dari 8 jam sehari, 5 hari dalam seminggu, sepanjang bulan, sepanjang tahun ? Buat apa ?"


Seorang Karyawan menengah, bisa juga berkata : "Jangan mau ikutan MLM ! Jangan mau dikibulin sama up line ! Ngapain pergi seminar setiap minggu, wara - wiri ke sana kemari ngejar prospek hanya untuk jualan sabun sepanjang waktu ? Buat apa ?  Waktu luang akhirnya nddak dapat, penghasilan pun tidak jelas. Boro- boro bisa meraih financial freedom. Buat beli rokok aja ngecer !"


*** 
Jika kita sudah berada di dalam zona nyaman, menurut saya sih jangan ditinggalkan. Sudah nyaman kok malah ditinggalkan. Belum tentu yang "di luar sana" itu nyaman. Kecuali sudah tidak nyaman dengan kenyamanan yang ada.


Jika sudah nyaman sebagai distributor di perusahaan MLM, ya jangan ditinggalkan kenyamanan itu. Dipertahankan agar bonusnya makin besar, bisa menikmati waktu luang tanpa harus dipusingkan dengan tunggakan rekening listrik dan biaya sekolah anak-anak :-)


Jika sudah nyaman sebagai karyawan, ya jangan ditinggalkan kenyamanan itu. Dipertahankan agar prestasinya meningkat dan karirnya melesat. Kalau ingin mencoba mengembangkan MLM , kan bisa dikerjakan tanpa meninggalkan pekerjaan yang sudah jelas-jelas menghasilkan :-)


Jika saat ini tidak nyaman dalam posisi karyawan, percayalah, membangun bisnis MLM di tahun - tahun pertamapun jelas bukan pekerjaan yang nyaman kok.


Jika saat ini tidak nyaman dalam posisi sebagai distributor MLM, percayalah, sekian banyak karyawan yang pakai dasi dan ngantor di gedung bagus juga banyak yang bekerja dibawah tekanan dan jauh dari rasa nyaman kok.


Zona nyaman itu bukan untuk ditinggalkan. 


Kecuali ... 


kita sudah tidak merasa tidak nyaman dengan kenyamanan yang ada pada saat ini.


Semoga Bermanfaat.


Silahkan hubungi saya untuk berbagi cerita seputar lika-liku MLM.


Silahkan hubungi saya jika anda berminat untuk menerbitkan tulisan - tulisan saya menjadi sebuah buku :-)




putudjajadiwangsa@gmail.com
www.likalikumlm.blogspot.com

Rabu, 14 Desember 2011

Sepakat Tentang MLM (Multi Level Marketing )


Kalau ada pertanyaan : " Multi Level Marketing (MLM) itu bisnis beneran atau bisnis bo'ong - bo'ongan ?" Maka jawabannya tergantung kepada siapa yang menjawab.Kalau pertanyaan itu ditujukan pada para leader sukses MLM, maka jawabannya : "MLM adalah bisnis beneran ! Bisnis luar biasa !". Kalau pertanyaan itu ditujukan kepada orang yang "anti MLM", maka jawabannya mungkin : " MLM adalah bisnis ngibul ! ". Kalau pertanyaannya ditujukan pada penulis buku "Sukses MLM" (yang penulisnya sendiri belum tentu pernah terjun langsung ke dunia MLM ) mungkin jawabannya : "MLM Peluang bisnis yang bagus !" < baca : yang penting buku saya laris !>.

Kalau ada yang bertanya : Apakah ada sistem jaringan yang tanpa modal dan sangat minimal resiko ruginya serta tak perlu keluar rumah, tidak usah memprospek orang, tidak usah belanja, tidak usah tutup poin ?" Tentu saja jawabnya : Ada ! klik di sini untuk melihat sistem jaringan single level marketing dengan reward premium domain :-)

Kalau anda bertanya : "MLM apa yang paling baik ?" jawaban yang akan didapat -- lagi - lagi -- tentu saja sangat tergantung kepada siapa anda bertanya. Setiap orang yang bergabung dengan MLM tertentu, tentu saja akan menjawab bahwa perusahaan MLM nya adalah yang terbaik.

Apakah MLM yang 'baik' menurut si Fulan, akan baik pula untuk anda ? Tentu saja jawabannya adalah : Belum tentu. Artinya : Mungkin MLM yang baik menurut si Fulan itu, baik juga buat anda, dan mungkin juga MLM yang baik menurut si Fulan itu tidak cocok buat anda.

***

Jika petanyaan di atas ditujukan kepada saya: "MLM itu bisnis beneran ?" ; " MLM apa yang terbaik ?" maka jawaban saya akan sangat tergantung dari siapa yang bertanya. :-)

Pertanyaan - pertanyaan yang kita lempar kepada orang lain akan menghasilkan jawaban yang beragam. Tergantung kepada siapa kita bertanya. Demikian juga pertanyaan - pertanyaan yang diarahkan kepada saya, juga akan berbuah jawaban yang mungkin tidak sama dalam arti tergantung kepada : Kapan, siapa, dimana, bagaimana dan apa pertanyaannya.

Sebagaimana masalah - masalah lain dalam kehidupan, ber MLM ria pun tak bisa dilepaskan dari Konteks. Dalam konteks apa kita bertanya. Dalam konteks seperti apa seseorang menjawab. perbedaan konteks akan berbuah perbedaan jawaban. Kadang orang melihatnya sebagai inkonsisten. Hari ini bilang "a", besok bilang "c" lusa bilang "z". :-) (Jadi inget pernyataan seorang politikus nasional yang pernah bilang : Siapa bilang "si anu" tidak konsisten ? "Si Anu" sangat konsisten untuk tidak konsisten !" )

***

Meskipun dari kecil sampai besar kita diajarkan tentang "Musyawarah untuk mufakat", tentu saja dalam realitas kehidupan, kita terbiasa untuk melihat dan menerima bahwa tidak semua musyawarah berakhir dengan kata mufakat. Lagi pula tidak semua masalah bisa di musyawarahkan.

Kita bisa melihat dari sudut pandang seperti ini : Mau mufakat atau tidak mufakat, hasilnya tetap saja sepakat. Kita bisa sepakat tentang MLM dan kita juga bisa sepakat untuk tidak sepakat tentang MLM. Kemungkinannya cuma dua itu toh ? Sepakat untuk sepakat bahwa MLM adalah bisnis yang baik dan benar ... atau ... sepakat untuk tidak sepakat bahwa MLM adalah bisnis yang baik dan benar. :-)

Baiklah ...

Karena  ... kita sudah sepakat untuk mengembalikan jawaban atas pertanyaan - pertanyaan di atas kepada diri kita masing - masing ( karena sebagai manusia dewasa tentu saja kita tidak boleh memaksakan kehendak pada orang lain ;-) nddak boleh merasa benar sendiri ... nddak boleh merasa salah sendiri ... ) maka  ... tibalah kita di akhir tulisan ...

Jika ber-MLM-ria bisa membuat kehidupan anda dan orang - orang di sekitar anda berubah ke arah yang lebih baik (meskipun tidak harus kaya raya), maka ...saran saya ... lanjutkanlah ber MLM ria dengan baik dan benar.

Jika tidak ber-MLM-ria adalah pilihan terbaik bagi anda dan orang - orang di sekitar anda, maka saran saya adalah ... lupakanlah MLM.

Kita bisa sepakat bahwa MLM itu baik untuk kita.
Kita juga bisa sepakat untuk tidak sepakat mengenai kalimat di atas itu.

Semoga bermanfaat.

putudjajadiwangsa@gmail.com
www.likalikumlm.blogspot.com

Senin, 12 Desember 2011

Lembut di tangan


Di kemasan deterjen pencuci pakaian biasanya tertulis kata - kata "Lembut di Tangan", namun meskipun ada "jaminan" bahwa deterjen pencuci pakaian itu lembut untuk tangan, tentu saja kita tidak akan merendam tangan kita seharian di dalam air deterjen karena ingin "melembutkan" tangan. Meskipun (mungkin) lembut untuk tangan, deterjen dibuat untuk mencuci pakaian, bukan untuk melembutkan tangan.

Hidup kita hari ini disesaki oleh ribuan iklan yang berlomba - lomba mengejar kita dimanapun kita berada. Dari mulai membuka mata sampai menutup mata. Dari mulai iklan TV, koran, radio, bilboard, pamplet, sampai "hujan SMS Iklan" yang tiba - tiba masuk begitu saja ke inbox di handphone kita.

Hidup kita juga mungkin belum lengkap kalau belum pernah terkena "jebakan" MLM (Multi Level Marketing) : Ditelepon teman, bilangnya ada bisnis bagus, padahal ... MLM. Di undang teman, katanya mau diajak makan malam, padahal MLM. ;-)

Tidak semua barang dan jasa yang di iklan kan itu kita butuhkan. Tidak semua produk dan jasa yang ditawarkan dengan sistem MLM itu kita butuhkan. Namun, ketika "iklan" itu bercerita tentang "peluang usaha" yang konon bisa dilakukan oleh siapa saja, di mana saja dengan modal "berapa ajah", namun, ketika "iklan" itu bercerita tentang "peluang kaya raya dalam tempo singkat ", "Mobil dan rumah mewah" , yang - konon - bisa diraih hanya dengan cara ngajak orang untuk membeli sabun pencuci serbaguna ;-) atau membeli suplement "ajaip" yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit, ... maka ... semua barang dan produk itu menjadi seolah tak penting lagi. "Sabun cuci serbaguna" dan "Suplement ajaip" itu menjadi tak penting lagi ...Yang penting adalah ... bisa cepat kaya .

Hari ini kita sangat sulit menemukan iklan yang jujur. Hari ini sebagian konsumen sudah mulai cerdas untuk tidak terlalu cepat percaya pada iklan. Apalagi ketika iklan itu terlalu bombastis. Seperti iklan "Tabib Sakti Mandraguna" yang konon bisa menyembuhkan segala macam penyakit, dari mulai Impotensi, kanker sampai HIV, dari mulai panas dalam sampai santet. Seolah meniadakan sekian banyak dokter specialis yang jumpalitan belajar seumur hidup di dunia medis.


Iklan adalah bagian dari marketing.


KETIKA sebuah perusahaan yang berbasis Multi Level Marketing memiliki ratusan ribu orang distributor yang doyan "ngiklan" dengan kata - kata yang muluk ...

MAKA sampai kapan orang akan percaya dan mau mendengar ?

Iklan sebagus apapun pada akhirnya harus disertai dengan bukti nyata.
Iklan tanpa bukti adalah ngibul.
Siapapun tentu tidak suka dikibulin.
Siapapun tidak suka di cap sebagai tukang ngibul.

***

Deterjen dibuat untuk mencuci pakaian. Bukan untuk melembutkan tangan. Meskipun deterjen itu (mungkin benar) lembut di tangan.

Perusahaan MLM membuat perusahaan berbasis MLM untuk menjual produk dan jasa sebanyak - banyaknya. Bukan untuk membagi - bagi sekian banyak uang, mobil dan rumah mewah kepada seluruh distributornya.

Konsumen atau member MLM bergabung dengan perusahaan MLM - hendaknya - karena membutuhkan atau menginginkan produknya. Bukan karena ingin cepat kaya raya dengan cara mudah dalam waktu singkat.


Semoga Bermanfaat.

putudjajadiwangsa@gmail.com
www.putudjajadiwangsa.blogspot.com