about me I

Kamis, 20 Agustus 2009

‘JOURNEY TO ETERNITY’


Sekian banyak leader MLM seringkali mendorong membernya memimpikan dan memburu popularitas dan kekayaan selagi bisa, ( "Financial freedom" .... "Time Freedom"... ;-) ) bukannya memperkuat bakat dan keahlian. Bukannya mematangkan member secara mental. (”Itu sebabnya acara "sukses seminar" MLM abal-abal selalu dihadiri ribuan member yang berteriak-teriak histeris, melihat tingkah para leadernya yang jingkrak-jingkrak di samping mercy sambil pamer-pamer komisi :-( )

Sekian banyak leader MLM lebih suka menjejalkan pikiran dan cara-cara mereka pada membernya, bukannya bersusah-payah membantu member "menemukan dirinya sendiri", menemukan gagasan dan cara-caranya sendiri. (”Itu sebabnya kita melihat sekian banyak member matanya langsung "liar" ketika melihat "Mercy" atau "Rumah mewah" ... saat berjalan kaki dengan terseok-seok ketika pulang seminar dengan perut yang lapar .. :-( sementara uang di kantong tinggal recehan ... )

Sebagai praktisi MLM di level apapun, kita lebih memilih topik - topik pembicaraan yang nampak "hebat", yang nampak "luar biasa" yang - konon - bisa dikerjakan dan diraih dalam tempo "cepat" , tidak penting bagaimana tampaknya jika dilihat dalam rentang waktu yang lebih panjang. hampir semua didasari orientasi jangka pendek, untuk tidak menyebut tidak berorientasi sama sekali.
( Bagaimana mau investasi jangka panjang? bagaimana mau jadi "Blue Diamond" ? Orang kita kebanyakan tidak kuat puasa…;-) )



Tidak masalah ada "LIKA - LIKU" - susah-payah yang harus kita jalani saat ber MLM ria, karena semua pengorbanan ini - mudah-mudahan - akan sepadan dengan mimpi yang sedang kita kejar di bisnis ini. Persis seperti seekor ulat yang memutuskan untuk memasuki tahap kepompong dan berpuasa. Ia lakukan susah-payah itu demi dorongan untuk mengubah dirinya, dari hewan perusak tumbuhan yang amat menjengkelkan menjadi kupu-kupu yang bertugas memperluas penyebaran tumbuh-tumbuhan.

Jelas bukan sekedar puasa makan-minum yang akan mengubah si ulat perusak menjadi kupu-kupu yang produktif dan bermanfaat bagi dunia. Tapi puasa yang diwarnai oleh ‘penglihatan (baca: tujuan) jarak jauh’. Karena dengan kemampuan melihat hidup kita sendiri dalam bentangan yang luas (i have a dream .... :-) ), kita akan memiliki ketangguhan untuk berkata tidak pada dorongan untuk menyerah dan kepuasan sesaat. Sebagaimana kata-kata seorang teman: “Jika tujuanmu hanya sejauh posisi "Rubby", kau akan mengalah bahkan pada saat sang prospek pertama berkata "tidak" , . Tapi jika tujuanmu adalah "Blue Diamond" , jangankan cuma sekali dua kali penolakan, ribuan penolakan akan engkau lalui dengan suka cita .. :-)
Bagaimana kalau mimpi yang kita kejar itu begitu jauh ? ( Oh ... "Blue Diamond Gitu lho .. ! Mana mungkin ??? ) . “Bekerjalah seakan engkau akan hidup selamanya…” Bekerja seperti kupu-kupu yang mengambil seperlunya dan melakukan konservasi sebanyak-banyaknya. Bukan seperti ulat yang mengambil sebanyak-banyaknya, seolah dunia adalah tempat yang tak berarti dimana engkau bisa seenaknya hit and run sembari membanting pintu (Yang penting down line TUPO !, yang penting prospek Sign - in ! Ho.. ho.. ho ...).

Penglihatan jarak pendek ala si ulat hanya akan membuatmu merasa sudah melakukan semuanya, tapi belum memiliki banyak. Sedangkan penglihatan jarak jauh ala kupu-kupu akan membuatmu merasa sudah memiliki semuanya, tapi belum berbuat banyak. Jadi bekerjalah dengan seluruh hidupmu, karena sebenarnya setiap diri sudah memiliki semua yang diperlukannya …jangankan hanya untuk menjadi seorang "Blue Diamond" di bisnis MLM ... kita bahkan telah diberi peluang yang sama oleh Nya untuk mampu menjadi "Blue Diamond" di soarga loka .. :-) )

Sejarah menunjukkan, manusia dengan mental kupu-kupu itulah yang selama ini menghiasi dunia (baca: hidupnya) dengan karya yang tak lekang oleh waktu.Namun sebenarnya karya mereka yang terbesar adalah hidup mereka sendiri.

Kerja keras mereka dalam berbagai terapi jiwa itu kelak akan menjadikan diri mereka bagaikan ‘alat peraga sempurna yang mengkonfirmasi berbagai sifat-sifat Tuhan’. Mereka –di antaranya adalah para Nabi, Saladin, Gandhi, Abraham Lincoln, Muhammad Yunus, dan sebagainya– selalu mempesona dunia dengan karakter mulia seperti kebesaran hati, rasa keadilan, daya juang, keberanian, kekuatan, konsistensi, kreativitas, dan sebagainya. Karya maupun karakter yang mulia itulah yang akan membuat mereka abadi. (”Tapi kita memang merupakan bagian dari keabadian, terbukti dengan adanya informasi sepanjang riwayat Bumi di catatan DNA kita. Kita adalah mahluk abadi yang sedang bermain-main di ruang kesementaraan,” .)

Pertanyaannya, bagaimana cara mencapai keabadian seperti mereka? Bagaimana cara menjadi jiwa yang akan selalu eksis, sekalipun raga sudah berpulang kepada tanah? Bagaimana kita bisa menjadi "Blue Diamond" di bisnis MLM yang sedang kita tekuni ini ?

Kisah sukses itu tercatat dalam sel-sel tubuh kita sendiri (bangunkan "sel - sel" itu dengan berdoa ! ). Sekitar 3 milyar tahun lalu, sel-sel pertama mulai berjuang untuk bertahan hidup di lingkungan Bumi yang luar biasa keras pada masa itu. Kita tidak akan membicarakan rincian perjuangan mereka yang panjang itu di sini. Kita tahu bahwa di balik kisah kehidupan mahluk Bumi yang begitu beragam dan menakjubkan, ada sumbangan yang luar biasa besar dari sel-sel primitif yang akhirnya berhasil menemukan rahasia bertahan hidup. Salah satu rahasia sukses sel tersebut adalah bekerja-sama sebagai sebuah badan yang satu.(One team ... one system ... )

Bagi sebuah badan bernama planet Bumi, kitalah unit-unit sel itu. Selama ini berbagai kekusutan dan kerusakan seringkali disebabkan oleh penglihatan jangka pendek yang hanya memunculkan rasa ‘ke-unitan’ atau ‘keakuan’. (”Dan rasa keakuan yang sempit ini membuat kita mengira Bumi tidak cukup luas untuk dihuni bersama mahluk Tuhan yang lain”,.) Padahal solusi kekusutan itu selalu ada di balik bentangan penglihatan jauh yang membangkitkan rasa ‘kekitaan’.

Jelas kita perlu mengaktifkan penglihatan jauh dan membangkitkan rasa kekitaan ini melalui olah mental atau terapi jiwa, sebagaimana ulat dengan rasa keakuan tadi perlu puasa demi mendapatkan rasa kekitaan. Rasa kekitaan inilah yang ada di balik pembangunan Borobudur dan Tembok China yang berlangsung ratusan tahun itu. Tidak masalah jika ‘aku’ tak cukup umur untuk menikmati hasil karya besarku (tidak masalah ketika "aku" tak mampu melanjutkan perjuangan menuju "Blue Diamond") ... karena ada ‘kita’ ...yang merupakan perluasan dari tubuhku. Anak-anakku, cucu-cucuku, tetangga-tetanggaku, saudara sebangsa, sesama manusia, bahkan segala mahluk sesama hamba Tuhan, semua adalah ‘kita’ bagiku.

‘Aku’ mungkin saja besok atau lusa akan mati, tapi akan selalu ada kesempatan bagi ‘kita’ untuk terus melanjutkan dan melanjutkan. Sejarah telah membuktikan, bahwa karya yang lahir dari ‘mimpi jauh’ yang melampaui keakuan, pasti akan mempunyai kekuatan dan pesona yang melampaui batas umur manusia, alias tidak pernah mati. Akan selalu ada yang terinspirasi dan meneruskan, membuat siapapun yang ‘menanam’nya akan hidup dalam Keabadian yang memuaskan.

Selamat Menjalankan ibadah puasa bagi yang akan menunaikannya ... Sepanjang pemahaman saya, orang yang sedang berpuasa sama sekali tidak perlu untuk "menuntut" apalagi "memaksa" untuk dihormati oleh orang yang (sedang) tidak berpuasa ... karena dengan ke-berpuasa-annya ia akan bisa menghormati siapapun yang (sedang) tidak menunaikannya ... :-)

(diadaptasi dari tulisan salah seorang saudara di cosmic - link)

Semoga Bermanfaat,
Putu Djajadiwangsa.
Blog Master : http://www.likalikumlm.blogspot.com
putudjajadiwangsa@gmail.com E-mail
+62 817 42 1691 SMS