about me I

Minggu, 12 Juli 2009

Ngobrol sama "top leader"

Ngobrol sama "top leader" meskipun tidak berada di perusahaan MLM yang sama bikin saya lupa waktu ... banyak hal yang bisa saya contoh dan bisa saya tiru dari sahabat saya yang sudah sukses dalam kancah per-MLM-an di negeri kita ini ...

Satu : Tepat waktu dan tepat janji.

Kami kenalan hanya lewat internet, kami janjian hanya lewat sms, tapi akhirnya kami bertemu dalam frame waktu yang kami rencanakan ... padahal sahabat saya ini bisa-bisa aja lho menganggap pertemuan ini "kurang penting" ... tapi ... sahabat saya ini benar-benar menepati janjinya ...

Sangat kontras dengan distributor MLM abal-abal yang hobinya janjiiii meluluuu ... dikit-dikit janji ... dikit-dikit janji ... tapi dari 10 janji bisa-bisa bakal ada ada 20 janji yang tidak ditepati. !

Dua : Sederhana

Saya belum tentu masih bisa "bersahaja" ketika sudah punya Jaguar dan sekian banyak materi ...tapi temen saya ini benar-benar "luar biasa" ... dia tetap bisa bersikap bersahaja meskipun sudah jelas-jelas berhasil menjadi orang yang luar biasa !

Tiga : Enak diajak bicara

Banyak lho ... orang "sukses" yang tidak bisa lagi menggunakan telinganya untuk mendengar .... kalau ketemu orang lain yang dibicarain pasti tentang kehebatannya sendiri ... kalau ketemu orang lain "nyerocoooos terus..." tanpa memberi kesempatan pada lawan bicara untuk berkata - kata ...

Empat : Menghargai perbedaan

Meskipun kami tidak berada dalam perusahaan MLM yang sama ... kami bisa tetap berbagi dan "cekikikan" sama - sama ... :-)

Disela-sela obrolan, sahabat ini tiba-tiba bertanya sesuatu yang tidak saya duga : "Mengapa Bro Putu ingin sekali pindah ke Singapore ... ?"

Sejenak saya diem. (Habis nggak menduga seh ...kalau sahabat saya ini "banyak tahu" tentang saya ... ;-)

saya kemudian menjawab :

"Kultur Bro ! ketika di sini masih ribut bicara "kebersihan sebagian dari iman" .. Singapore sudah bersih duluan ... ketika di sini masih ngomong tentang "kejujuran" .. Masyarakat Singapore sudah Jujur Duluan ... intinya .. di sini kita masih bicara dalam tingkat "berantem' secara konseptual .. sedang di sana sudah masuk ke tahap aplikasi tanpa banyak "cing - cong"

Sahabat saya tersenyum lebar ...

dengan singkat ia menjawab : "Emang iya seh ... "

Sejenak kami saling diam ... sambil kemudian menikmati kopi yang terhidang ...

Semoga bermanfaat,

Putudjajadiwangsa@gmail.com
http://www.likalikumlm.blogspot.com